Friday, November 21, 2014

MENELISIK FENOMENA PEMBENERAN DALAM MASYARAKAT

Ok berhubung karena libur kuliah, terbit lagi nih,, tulisan kali ini,,  moga bermanfaat ya sobat, komentar yang positif saya tunggu………

            Setiap orang ketika berada dalam posisi yang membuatnya tersudut, terkucilkan, minder dll yang intinya membuat dirinya berada di posisi yang tidak menguntungkan, pasti akan tercetus kalimat pembenar, kalau dalam istilah kehidupan sehari-hari adalah “Alesan” hehe. Nah tujuannya adalah jelas, agar orang tersebut tidak diremehkan oleh orang lain, sehingga ia merasa bahwa penyebab ia berada di posisi yang tidak menguntungkan tersebut disebabkan oleh takdir, yang memang sudah menjadi kodratnya, seolah-olah hal tersebut tidak bisa dirubah, ujung-ujungnya dia menyerah dengan keadaan. Kenyataan di dalam masyarakt, tampaknya memanglah demikian. Sehingga kerap juga kita temui kalimat-kalimat pembenaran, ketika seseorang menghadapi kegagalan atau berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, contohnya “ Oh! Pantes toh aku ini gagal menjuarai kompetisi catur tingkat kecamatan, orang lawanku ini berpengalaman semua..”, “iya pantes lah aku remidi dalam ulangan matematika kali ini, orang aku gak suka pelajaran matematika!” dan tentunya masih banyak sekali kalimat-kalimat pembenaran yang intinya agar orang tersebut menjadi objek yang benar.
            Ya memang yang namanya pembeneran itu pada prinsipnya ada 2, yaitu; pembenaran yang bersipat negative dan pembernaran yang bersipat positif. Pembenaran yang bersipat negative adalah suatu pembenaran yang sipatnya menghambat kemajuan seseorang”. Misalnya “ biar bagaimanapun aku harus bisa menjual properti ini bagaimanapun caranya!, tapi kalau begitu bukankah aku harus ngomong banyak? Kan capek?”. Atau “ wah!! Kali ini aku harus mendapat IPK minimal 3,7, agar aku bisa lulus dengan predikat caum laude kelak, tapi kalau dipikir-pikir susah juga ya, karena aku kan saat ini sedang bekerja, jadinya kan gak ada waktu! Buat belajar.” Nah tentu para sahabat netter sekalian juga pasti sering bukan, melakukan pembenaran-pembenaran seperti itu?.
            Sekilas fenomena seperti itu, tampak sepele, akan tetapi, jika dikaji dari ilmu pikiran, tentu hal tersebut pengaruhnya sangat besar sekali bagi kemajuan hidup kita. Hal tersebut terjadi dikarenakan, ketika seseorang memasang goal setting/target/ tujuan yang jelas dan kuat, akan tetapi, dengan adanya pembenaran yang sipatnya menghambat seperti contoh di atas, jelas hal tersebut membuat otak kita menjadi bingung. Sehingga yang terjadi adalah pola pikiran kita dalam menggapai tujuan/goal setting/target menjadi netral. Ujung-ujungnya yang menjadi target/goal setting/tujuan yang kita tetapkan akan sulit diwijudkan.
            Meskipun banyak kita jumpai dalam masyarakat tentang pembeneran-pembenaran yang sipatnya negative, tentu kita juga tidak bisa memungkiri bahwa masih banyak juga, kita jumpai pembenaran yang sipatnya positif. Pembeneran positif adalah pembeneran yang sipatnya mendorong kemajuan seseorang dalam menggapai impiannya, atau pembeneran yang diungkapkan untuk meminimalisir emosi yang berlebihan. Misalnya “ wah aku ini seorang fresh graduated, belum banyak punya pengalaman, lagian juga jurusan ku tidak sesuai dengan bidang pekerjaan kali ini! Akan tetapi, biar bagaimanapun aku harus bisa, jika seandainya aku bisa bersaing dengan rekan-rekan kerjaku di sini yang sudah berpengalaman, tentu si Bos akan memberikan apresiasi yang luar biasa. Aku harus bisa membuat si Bos bangga dengan pekerjaanku ini”. Atau “ waduh! Asem…. Duit ku ilang 50 ribu, mana duit buat makan 2 hari lagi, adeehh.. Oh ya! Biarin dah mungkin itu bukan rejeki ku, lagian uang tabunganku bulan kemarin kan masih ada sisanya. Untung aja aku rajin nabung… hehehe”. jadi itu merupakan contoh pembenaran yang bersipat positif, yang mana ketika seseorang menghadapi suatu kendala dalam hidupnya, ia akan berusaha membuat suatu pembeneran yang bersipat mendorong agar ia mampu menghadapi kendala tersebut. Sehingga otaknya yang semula negative, maka akan dinetralkan lewat suatu kalimat pembeneran yang positif.
            Nah. Jadi bagaiaman? Mungkin para sobat netter sekalian lebih suka melakukan pembeneran yang mana? Apakah pembeneran yang positif apa yang negative? Tentu jika sobat netter sekalian menginginkan hidup yang lebih baik, maka biasakanlah melakukan pembenaran yang positif, karena biar bagaiamanapun seperti dalam tulisan saya sebelumnya yang berjudul “MENGUAK RAHASIA PIKIRAN MANUSIA” disana sudah saya jelaskan bahwa, jika kita melakukan suatu kegiatan/tindakan yang berulang-ulang dengan cara yang sama, tentu itu akan menjadi sebagai suatu kebiasaan karena sudah terpatri di alam bawah sadar. Jadi biasakan lah jika dalam menjalani suatu kehidupan kemudian menemui kendala yang berpotensi menghambat kemajuan diri, maka lakukanlah pembeneran-pembenaran yang intinya mendorong kita untuk maju.
            Nah jadi seperti itu ya, setidaknya dengan adanya tulisan ini para sobat netter sekalian bisa memilah-milah lagi kalimat-kalimat mana yang baik dijadikan sebagai pembenaran, dan kalimat mana yang tidak baik digunakan sebagai pembenaran. Jika seandainya para sobat netter sekalian tertarik untuk lebih mendalami tentang pikiran manusia, nanti bisa mengikuti lokakarya yang akan diadakan akhir bulan Desember, atau bisa hubungi di nomor 085737025467 Pin :7E9B5283 a/n I Gusti Ngurah Pandi Purnawan. Dalam lokakarya tersebut akan dibahas secara tuntas tentang bagaimana prinsip kerja pikiran, sehingga kita bisa memanfaatkan setiap potensi yang ada. Mengingat seperti kata pepatah “Potensi terbesar seseorang manusia ada dalam pikirannya”. Jadi mari ikuti lokakaryanya, kita kuak rahasia pikiran yang ada pada diri kita, kita bangunkan raksasa yang tertidur yang ada dalam pikiran kita.
Oke cukup sekian tulisan saya kali ini, sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.

Saya Ngurah Pandi, salam Puncak!!

Newer Post Older Post Home

0 comments:

Post a Comment

Share With

Twitter Google Plus Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Total Pengunjung Minggu Ini