Ok
berhubung karena libur kuliah, terbit lagi nih,, tulisan kali ini,, moga bermanfaat ya sobat, komentar yang
positif saya tunggu………
Setiap orang ketika berada dalam
posisi yang membuatnya tersudut, terkucilkan, minder dll yang intinya membuat
dirinya berada di posisi yang tidak menguntungkan, pasti akan tercetus kalimat
pembenar, kalau dalam istilah kehidupan sehari-hari adalah “Alesan” hehe. Nah
tujuannya adalah jelas, agar orang tersebut tidak diremehkan oleh orang lain,
sehingga ia merasa bahwa penyebab ia berada di posisi yang tidak menguntungkan
tersebut disebabkan oleh takdir, yang memang sudah menjadi kodratnya,
seolah-olah hal tersebut tidak bisa dirubah, ujung-ujungnya dia menyerah dengan
keadaan. Kenyataan di dalam masyarakt, tampaknya memanglah demikian. Sehingga
kerap juga kita temui kalimat-kalimat pembenaran, ketika seseorang menghadapi
kegagalan atau berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, contohnya “ Oh!
Pantes toh aku ini gagal menjuarai kompetisi catur tingkat kecamatan, orang
lawanku ini berpengalaman semua..”, “iya pantes lah aku remidi dalam ulangan
matematika kali ini, orang aku gak suka pelajaran matematika!” dan tentunya
masih banyak sekali kalimat-kalimat pembenaran yang intinya agar orang tersebut
menjadi objek yang benar.
Ya memang yang namanya pembeneran
itu pada prinsipnya ada 2, yaitu; pembenaran yang bersipat negative dan
pembernaran yang bersipat positif. Pembenaran yang bersipat negative adalah
suatu pembenaran yang sipatnya menghambat kemajuan seseorang”. Misalnya “ biar
bagaimanapun aku harus bisa menjual properti ini bagaimanapun caranya!, tapi
kalau begitu bukankah aku harus ngomong banyak? Kan capek?”. Atau “ wah!! Kali
ini aku harus mendapat IPK minimal 3,7, agar aku bisa lulus dengan predikat caum laude kelak, tapi kalau
dipikir-pikir susah juga ya, karena aku kan saat ini sedang bekerja, jadinya
kan gak ada waktu! Buat belajar.” Nah tentu para sahabat netter sekalian juga
pasti sering bukan, melakukan pembenaran-pembenaran seperti itu?.
Sekilas fenomena seperti itu, tampak
sepele, akan tetapi, jika dikaji dari ilmu pikiran, tentu hal tersebut
pengaruhnya sangat besar sekali bagi kemajuan hidup kita. Hal tersebut terjadi
dikarenakan, ketika seseorang memasang goal setting/target/ tujuan yang jelas
dan kuat, akan tetapi, dengan adanya pembenaran yang sipatnya menghambat
seperti contoh di atas, jelas hal tersebut membuat otak kita menjadi bingung.
Sehingga yang terjadi adalah pola pikiran kita dalam menggapai tujuan/goal
setting/target menjadi netral. Ujung-ujungnya yang menjadi target/goal
setting/tujuan yang kita tetapkan akan sulit diwijudkan.
Meskipun banyak kita jumpai dalam
masyarakat tentang pembeneran-pembenaran yang sipatnya negative, tentu kita
juga tidak bisa memungkiri bahwa masih banyak juga, kita jumpai pembenaran yang
sipatnya positif. Pembeneran positif adalah pembeneran yang sipatnya mendorong
kemajuan seseorang dalam menggapai impiannya, atau pembeneran yang diungkapkan
untuk meminimalisir emosi yang berlebihan. Misalnya “ wah aku ini seorang fresh
graduated, belum banyak punya pengalaman, lagian juga jurusan ku tidak sesuai
dengan bidang pekerjaan kali ini! Akan tetapi, biar bagaimanapun aku harus
bisa, jika seandainya aku bisa bersaing dengan rekan-rekan kerjaku di sini yang
sudah berpengalaman, tentu si Bos akan memberikan apresiasi yang luar biasa.
Aku harus bisa membuat si Bos bangga dengan pekerjaanku ini”. Atau “ waduh!
Asem…. Duit ku ilang 50 ribu, mana duit buat makan 2 hari lagi, adeehh.. Oh ya!
Biarin dah mungkin itu bukan rejeki ku, lagian uang tabunganku bulan kemarin
kan masih ada sisanya. Untung aja aku rajin nabung… hehehe”. jadi itu merupakan
contoh pembenaran yang bersipat positif, yang mana ketika seseorang menghadapi
suatu kendala dalam hidupnya, ia akan berusaha membuat suatu pembeneran yang
bersipat mendorong agar ia mampu menghadapi kendala tersebut. Sehingga otaknya
yang semula negative, maka akan dinetralkan lewat suatu kalimat pembeneran yang
positif.
Nah. Jadi bagaiaman? Mungkin para
sobat netter sekalian lebih suka melakukan pembeneran yang mana? Apakah
pembeneran yang positif apa yang negative? Tentu jika sobat netter sekalian
menginginkan hidup yang lebih baik, maka biasakanlah melakukan pembenaran yang
positif, karena biar bagaiamanapun seperti dalam tulisan saya sebelumnya yang
berjudul “MENGUAK RAHASIA PIKIRAN MANUSIA” disana sudah saya jelaskan bahwa,
jika kita melakukan suatu kegiatan/tindakan yang berulang-ulang dengan cara
yang sama, tentu itu akan menjadi sebagai suatu kebiasaan karena sudah terpatri
di alam bawah sadar. Jadi biasakan lah jika dalam menjalani suatu kehidupan kemudian
menemui kendala yang berpotensi menghambat kemajuan diri, maka lakukanlah
pembeneran-pembenaran yang intinya mendorong kita untuk maju.
Nah jadi seperti itu ya, setidaknya
dengan adanya tulisan ini para sobat netter sekalian bisa memilah-milah lagi
kalimat-kalimat mana yang baik dijadikan sebagai pembenaran, dan kalimat mana
yang tidak baik digunakan sebagai pembenaran. Jika seandainya para sobat netter
sekalian tertarik untuk lebih mendalami tentang pikiran manusia, nanti bisa
mengikuti lokakarya yang akan diadakan akhir bulan Desember, atau bisa hubungi
di nomor 085737025467 Pin :7E9B5283 a/n I Gusti Ngurah Pandi Purnawan. Dalam lokakarya
tersebut akan dibahas secara tuntas tentang bagaimana prinsip kerja pikiran,
sehingga kita bisa memanfaatkan setiap potensi yang ada. Mengingat seperti kata
pepatah “Potensi terbesar seseorang
manusia ada dalam pikirannya”. Jadi mari ikuti lokakaryanya, kita kuak
rahasia pikiran yang ada pada diri kita, kita bangunkan raksasa yang tertidur
yang ada dalam pikiran kita.
Oke cukup sekian
tulisan saya kali ini, sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.
Saya Ngurah
Pandi, salam Puncak!!
0 comments:
Post a Comment