Tepati Janji siswa yang ketiga Guna
Wujudkan Nilai UN yang memuaskan
Oleh:I Gusti Ngurah Pandi Purnawan/04-002-140-5
“Janji” suatu kata yang sangat mudah
untuk diucapkan namun begitu sulit untuk di tepati. Seperti kata pepatah “Janji
harus ditepati” maka tugas kita sebagai seorang siswa yang merupakan makhluk
ciptaan Tuhan yang memiliki akhlak paling mulia
sudah barang tentu harus menepati janji. Salah satuya menepati janji
siswa yang ketiga yang berbunyi: Belajar dengan sungguh-sungguh sebagai bekal
masa depan bangsa. Memang tak bisa di pungkiri lagi bahwa tugas pokok seorang
siswa adalah belajar. Untuk itulah tidak ada salahnya jika kita menepati janji
yang kita telah ucapkan tiap kali apel upacara bendera. selain itu mengingat
bahwa Ujian Nasional sudah di depan mata implementasi janji ke tiga akan
tercermin pada hasil akhir ujian nasional serta masa depan siswa selanjutnya.
Apakah memuaskan atau kurang memuaskan? Itu tergantung dari bagaimana siswa
mengimplementasikan janji siswa yang ketiga.
Akan tetapi tidak sedikit juga siswa
yang hanya bisa mengucapkan janji namun tidak bisa menepati. Hal ini terbukti
dari banyaknya program-program sekolah yang sengaja di buat oleh pihak sekolah
dalam mempersiapkan Ujian Nasional, tidak berjalan dengan efektif. Misalnya
Program pelajaran tambahan yang di selenggrakan pihak sekolah, presentase
kehadiran siswanya sangat minim dari hari ke hari pasti ada saja siswa yang
tidak mengikuti pelajaran tambahan. Alasannya begitu beragam mulai dari rasa malas
yang menyerang hingga tidak mengikuti pelajaran tambahan akibat siswa tersebut
tidak menyukai pelajaraan yang di berikan. Hal ini sungguh ironi memang, mengingat
Ujian Nasional yang sudah di depan mata akan tetapi motivasi belajar siswa yang
masih rendah yang berujung kepada siswa tidak belajar dengan sungguh-sungguh.
Jelas hal ini merupakan kekawatiran tersendiri bagi pihak sekolah.
Berbicara mengenai masalah ditepati atau
tidaknya janji siswa yang ketiga, jelas pihak sekolah yang akan di jadikan kambing hitam. Sebab pihak luar akan
menganggap bahwa kinerja dari sekolah dalam membimbing, memotivasi serta
memberikan teladan bagi para peserta didiknya dianggap tidak becus. Jelas hal ini akan memberikan
tamparan keras terhadap citra sekolah. Apalagi sampai tersiar kabar bahwa siswa
Sekolah SMA N 2 Semarapura ada yang tidak lulus, jelas pihak sekolah yang akan semakin tersudutkan. Di satu sisi citra
sekolah jelek di satu sisi juga dianggap tidak becus dalam mendidik siswanya. Itulah dilema yang akan di hadapi oleh pihak sekolah.
Kita juga tidak boleh menutup mata
bahwa penyebab kegagalan yang terbesar lebih di sebabkan kepada masing-masing
individu siswa, pasalnya jika seseorang siswa mampu menepati janji siswa yang ketiga, sudah
barang tentu akan memilii motivasi belajar yang tinggi yang berujung kepada
siswa tersebut siap dan tak gentar menghadapi ujian nasional. Karena pada
umumnya siswa yang “siap” menghadapi Ujian memiliki kecenderungan mendapat
nilai yang memuaskan. Arti kata “siap” dalam artian ini lebih menekankan kepada
kepercayaan diri menghadapi Ujian sebab orang yang percaya diri pasti memiliki
pemahaman yang lebih seputar materi pelajaran di bandingkan dengan siswa yang
belum siap. Untuk itulah di perlukan dukungan baik dari pihak keluarga maupun
dari pihak sekolah, guna menciptakan kondisi belajar yang nyaman karena pada
dasarnya tingkat kenyamanan belajar akan mempengaruhi mood seorang siswa hingga cenderung mampu belajar dengan sungguh-sungguh.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa pengimplentasian
janji siswa yang ketiga ini akan terlihat pada hasil akhir ujian nasional yang
akan datang. Untuk itulah pihak sekolah telah berupaya menggempleng para siswanya dengan program-program yang telah di
susun. Maka dari itulah kita sebagai siswa wajib mengapresiasi program sekolah dengan cara mengikuti dan menaati setiap
aturan atau program yang di disusun oleh pihak sekolah dan yang tak kalah
penting dengan belajar dengan sungguh-sungguh tentunya. Program sekolah yang
dibuat juga hendaknya di barengi dengan keseriusan pelaksanaannya agar program
yang telah disusun tidak terbengkalai. Dengan seperti itu ditambah pula dengan
dukungan dari pihak Orang tua jelas para siswa akan mempunyai lingkungan
belajar yang nyaman. Sehingga motivasi belajar siswa akan terus membara yang
berujung siapnya menghadapi ujian nasional dan pada akhirnya mendapatkan nilai
yang memuaskan di UN nanti. Jika telah tercapai kata lulus maka tak ayal lagi
langkah kehidupan kita selangkah menuju masa depan yang lebih cerah.
0 comments:
Post a Comment