Friday, March 15, 2013


 The Faktor-X   _Kesulitan yang menghampiri_



Kesulitan demi kesulitan dialami oleh anak-anak yang mengalaimi kelainan genetik  yang bisa membuat dirinya bertransformasi menjadi hewan buas, hal tersebut bisa melindungi anak-anak pengidap kelainan tersebut dari marabahaya akan tetapi anak-anak yang mengidap kelainan tersebut terkadang kerap di buru oleh peneliti dan orang-orang yang mengigikan kekuatannya selain itu terkadang anak-anak pengidap kelainan tersebut mengalami kesulitan untuk berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Anak-anak seperti itu kerap diistilahkan dengan anak-anak Faktor-X



Megan terduduk lesu di tepi ranjangnya, setelah mendengar percakapan dari ayahnya mengenai dirinya akan ditipkan di rumah neneknya selama beberapa waktu, karena kepentingan kerja di luar kota. Ah megan selalu membayangkan kesulitan akan selalu menjemputnya. Ia adalah satu dari sekian anak-anak Faktor-X. Selama ini ia telah bersusah payah untuk menjaga dirinya agar dapat hidup seperti manusia normal. Ia selau berusaha menahan diri agar tidak merasa panik, sedih, takut atau marah yang berlebihan yang dapat membuat dirinya bertransformasi menjadi Anjing Ganas!

Ini hari pertama Megan di rumah nenek. Tinggal disini bukan hal yang menyenangkan.  Rumah berada di antara gedung-gedung kuno dengan jalan setapak yang tak lebar di depannya. Suasananya sepi, mencekam saat malam. Nenek tinggal dengan seorang pembantu  wanita. Usianya sekitar lima tahun di atas Megan. Nenek begitu mempercayainya. Ia di percaya untuk melakukan hal-hal penting, seperti menghitung uang penjualan toko Nenek. Tak seperti nenek Megan tak menyukai Gadis tersebut. Estella namanya. Ia sering memandangi Megan lama-lama,lalu mendengus. Senyumannya sinis. Tentu hal itu dilakukannya saat nenek tidak ada dirumah.
“Sudah malam, sayang. Gosok gigi lalu tidurlah!’ujar neneknya sambil menepuk bahu Megan
“aku akan mengantarmu ke kamar mandi!” kata estella sambil bangkit dari duduknya.
“Oh tak usah!”tolak megan cepat. Estella membuatnya takut,pandangan matanya senyuman sinisnya sepertinya ia punya maksud tak baik pada Megan.
“aku akan ke kamar mandi sendirian!”kata megan dengan langkah cepat-cepat menuju kamar mandi.
                Setelah selesai menggosok gigi dengan langkah kaki yang diseret, Megan menuju kamar tidurnya ia matikan lampu dan mencoba untuk tidur namun dua jam berlalu Megan masih tak dapat tidur. Desir angin yang menggerakan papan penutup jendela membuatnya tak tenang, megan berusaha menepis pikiran buruknya. Klek…klek…klek! Megan mendengarkan suara penutup pintu yang di gerakan. Jantungnya berdegup kencang. Ia cepat-cepat berdoa, ia tak ingin berubah menjadi anjing. Megan berusaha menenangkan hatinya, mungkin itu nenek atau estella. Astaga! Estella? Jangan-jangan ia hendak mengganguku . Krak..krak..krak! pintu kamar megan didorong paksa. Pintu tua yang semula terkunci itu terbuka sedikit. Anak kuncinya juga lecet. Megan memejamkan mata karena takut.
                Dalam keremangan megan memicingkan matanya. Dilihatnya estella tengah menatapnya. Pasti ia mengira Megan telah tertidur. Pelan-pelan estella mengambil kursi dan menaikinya. Ia memasang sesuatu di langit-langit kamar. Setelah itu ia berjingkat keluar. Keringat dingin melumuri tubuh megan. Ia sendiri tak tahu, mengapa ia setakut ini pada estella. Oh! Megan merasa kulitnya mengeras. Kepalanya terasa berat. Punggungnya membungkuk dan kulitnya ditumbuhi bulu-bulu. Megan berusaha keras menenangkan dirinya. Pelan-pelan tubuhnya kembali seperti keadaan semula. Nyaris ia berubah diri. Apa yang kutakutkan? Hiburnya pada dirinya sendiri. Estella hanya memasang sesuatu. Pengeras suara tip nenek mungkin.
Rasa ingin buang air kecil sejak sejam lalu membuat dirinya beranjak ke kamar mandi. Melewati gudang, megan terkejut melihat seseorang berbaju hitam dan bertopeng tengah memasukan sesuatu dari laci almari nenek. Tanpa sengaja ia menendang kaleng pengganjal pintu. Klang! Megan dan orang berbaju hitam sama-sama terkejut. Si baju hitam melihat Megan. “nenek! Estella! Tolong!” teriak megan. Ia tak  tahu harus berbuat apa.” Tolonglah, nek!” nenek terbangun dan bergegas menuju arah suara megan. Karena panik, ia terjatuh tongkat yang membantunya berjalan tak dapt ia raih. “ssssstttttttt! Jangan bersuara, atau…..” si baju hitam mengeluarkan pisau, suaranya parau. Jantung megan berdegup kencang. Kali ini ia benar-benatr ketakukatan dan panik. Ia menunggu nenek berbuat sesuatu. Megan tak dapat meredakan ketegangannya. Tubuhnya terasa amat sakit. Hal yang di khawatirkannya terkadi. Ia berubah menjadi Anjing. Ia menerkam si baju hitam yang benar-benar terkejut dengan perubahan itu. Megan menggonggong, mencakar, dan menggigitnya. Ia membuat lawannya tak kuasa menyerang. Begitu lepas dari megan, si baju hitam berlari keluar rumah. Megan perlahan keluar melalui pintu depan dengan sisa tenaganya. Empat menit kemudian megan kembali menjadi manusia biasa. Ia masuk kedalam rumah. Ditolongnya nenek yang jatuh di kamarnya. “ada apa ini?estella muncul.” Seseorang menyerang kalian?” si rambut pirang itu berjongkok di depan mendekati nenek. Deg!megan melihat tangan stella yang tergores. Bekas tercakar . ada sedikit darah disitu. Astaga . . . . .
Bersambung . . . 

Newer Post Older Post Home

0 comments:

Post a Comment

Share With

Twitter Google Plus Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Total Pengunjung Minggu Ini