Monday, March 18, 2013

Kepak Sayap Sang Pendekar Elang 2 -sebuah takdir pertemuan-


                Terkesiaplah Buk Murya melihat 3 ekor srigala menanti di depannya kurang lebih berjarak 3 meter. Dengan hati-hati ia mnaruh Anaknya di sebuah semak-semak hujan yang turuin diharapkan dapat menyamarkan bau anaknya. Dengan keberanian yang ia kumpulkan sedari tadi ia meraih sebongkah kayu sebesar 1paha orang dewasa, para srigala tampak berjalan perlahan menghampiri bu murya dengan mata merah menyala gigi menyeringai disertai liur yang menetes berjalan semakin dekat tiba-tiba saja 1 srigala berlari kea rah bu murya , buuugggghhhh . . . . . .     1 pukulan tepat mengenai kepala srigala tersebut hingga terlempar , srigala tersebut tampak roboh namun kembali bangkit namun kali ini dengan terhuyung-huyung . 2 ekor srigala lainnya berjalan mengelilingi bu murya, begitupun bu murya ia mengambil ancang-ancang untuk memukul kembali srigala yang mencoba untuk mendekat satu srigala tanpa di sadari meyergap dari belakang . “grrrhhhhhhhh”srigala tersebut menggit kaki kiri bu murya “arhhhhhhhh” darah menetes tanpa henti dari  bu murya tanpa piker panjang lagi , , Buuugghhh . . . ia hantamkan kayu itu tepat ditelinga srigala yang menggigitnya kali ini giliran serigala tersebut menegeluarkan darah di seputar mulut dan telinganya, bu Murya merintih menahan rasa sakit di kakinya ia mencoba untuk berdiri kembali ia mencoba menghimpun kembali kekuatannha guna menghadapi 1 srigala yang masih sehat akan tetapi srigala yang dicarinya tidak ia lihat hanya ada 2 ekor srigala yang masih terluka,  ia terkesiap ia teringat dengan anaknya yang ia taruh di semak-semak kurang lebih berjarak 10 meter di balik pohon benalu itu dengan berjalan terseok-seok ia berjalan menuju semak-semak tersbut alangkah kagetnya bu murya menemukan serigala tersebut tengah mengendus-ngendus anaknya yang sedari tadi menangis minta susu. Dengan sekuat tenaga tanpa memperhatikan rasa sakit dan darah yang menetes di kakinya  u murya dengan sekuat tenaga berlari kearah srigala tersebut. HIIIIAATTTTTTTTCCCHHH,,,,, BUGGGGHHHH tepat mengenai punggung  serigala yang tampak terkejut melihat kedatangan bu murya secara tiba-tiba, srigala tersebut melengking menahan rasa sakit, darah di kaki Bu murya  yang menetes kian bertambah banyak saja namun tak ia hiraukan ia mencoba untuk menjadi tameng anaknya.
                hujan yang turun mulai mereda kedua srigala yang terluka tadi mulai berdatangan bermaksud untuk menyerang bu Murya lagi kali ini mereka menyerang secar bersama-sama , ggggggrrrhhhhhh “aaaaaahhhhhhhhhhh” bu Murya merintih karena kaki kanan dan tangan kirinya tercabik gigi srigala tanpa buang waktu lagi .. “hhhiiiaaaaattttt”bu murya mengayunkan kayunya ke dua serigala tadi yang tidak mau melepaskan gigitannya alhasil BUUGGHHHHHH . . . . BUGGHHHHHHH  tepat mengenai kepala dan punggung serigala tadi hingga membuat kedua serigala  terkapar bersimbah darah selain itu tidak ada lagi tanda-tanda mulai bangkitnya lagi sreigala tersebut Tnda sudah mati. Tinggal 1 serigala lagi yang masih hidup namun aneh bukannya menyerang bu murya serigala tersebut malah melolong sejadi-jadinya , bu murya terkesiap karena serigala yang datang sangat banyak ternyata serigala tersebut memanggil kawanannya , bu Murya kembali lemas setelah melihat beberapa gigi serigala tersebut bersimbah darah dan terselip kain baju suaminya ia menjadi yakin bahwa suaminya telah meninggal di terkam serigala-serigala tersebut bu muryapun menjadi lemas dan terjatuh bersimpuh ia tak kuasa lagi membendung serigala-serigala tersebut ia tak kuasa lagi melindungi anaknya.
“Ya tuhan kutuklah hambamu ini karena tak sanggup melindungi anak hamba yang merupakan titipanmu dari serigala tersebut , hamba pasrah dengan apapun yang akan terjadi “
 Para serigala berjalan menghampiri bu murya untuk bersiap menyerang, mata bu murya terpejam karena sudah pasrah mengenai segala sesuatu yang akan terjadi tiba-tiba saja “kiiiiiiiaaaaaaaakkkkkk kkkkiiiiiiaaaaakkkkkk kkkkkkkkkkiiiiiiiiiiiaaaaakkk” suara kawanan burung elang menyambar-nyambar serigala tersebut hingga membuat kawanan serigala tersebut lari tunggang langgang bu murya tampak kebingungan.
“kenapa elang tersebut mau membantu ku  apa  ia mengerti dengan apa yang menimpa keluargaku!”Tanya bu murya di dalam hatinya
“apa kalian tidak apa-apa?”Tanya seorang pria di belakangnya
“anda siapa apa anda yang menyuruh elang-elang tersebut membantu saya?”Tanya bu murya
“aku ki kanjuruh kalian selamat sekarang!” sambil menggendong anaknya
Betapa terkejutnya bu murya mendengar nama tersebut,
“aa…. A..aaa.pa Anda  yang di juluki Pendekar elang dari gunung berbatu?”Tanya bu murya terbata-bata
“ia , , tadi aku mendengar suara lolongan serigala jadi aku langsung memutusakan untuk melihatnya kesini”
“te . . te … terimakasih aahhhhhh” Bu muryapun ambruk ketanah karena kekurangan darah
“to..to..to… longlah ja..ja..jaga anaku men…diang. Aa …aayahnya ingin ia ja..jadi pende..kar yang he..heebat!”pinta bu Murya
“siapa nama anakmu?”
“Ra…ra..ra…ndi”
“baiklah aku akan menjaga randi, seprtinya takdir telah mempertemukan kita akan kubuat ia menjadi pendekar tanpa tanding yang memiliki sipat ksatria!” kata Ki kanjuruh
“be…ber..berjanjilah!”pinta Bu Murya
“Ia aku berjanji”jawab Ki Kanjuruh
                Mendengar hal tersebut Bu Muryapun merazakan ketennangan batin yang luar biasa, ia telah berhasil melindungi anaknya meskipun hal itu menyebabkan ia menuju kea lam keabadian, ia sangat angga karena telah mempunyai suami yang mau berkorban demi keluarganya,ia ingin di kehidupan selanjutya mereka akan kembali lagi di pertumakan dalam 1 harmoni kebersamaan. Mata bu muryapun semakin berat detak njantung semakin melemah perlahan dsemi perlahan kegelapan kian tampak nyata, hingga pada akhirnya detak jantungnya benar-benar berhenti, Bu Murya telah berpulang sebagai sosok pendekar pemberani demi menjaga anaknya ia mengorbankan nyawanya sungguh hal yang patut di teladani.  Setelah Bu murya meninggal Ki kanjuruh kemudian mencari jasad suami Bu Murya akan tetapi hanya tersisa Tulang belulangnya saja maka dari itu Ia kumpulkan tulang belulangya kemudian memakamkannya di sebelah makam Bu Murya secara layak ia Buatkan sebongkah batu sebagai nisannya dan iapun menulis di batu tersebut “PAK MURYA DAN IBU MURYA SOSOK PAHLAWAN TELADAN”  begitulah tulisannya  Ki Kanjuruh  ingin  kelak Randi mengetahui pengorbanan yang di lakukan Oleh Ayah dan Ibunya dan meniru sikap ksatria dari kedua orang Tuanya, Karena menurutnya Seseorang itu dikenang bukan dari bagaimana ia hidup tapi bagaiman ia mati! Bu Murya Dan Pak Murya mati untuk melindungi Anaknya Ia akan abadi sebagai seoarng pahlawan.
                Setelah selesai memakamkannya Ki Kanjuruhpun membawa Randi Pulang Kerumahnya di temani para Elang Peliharaannya Ki Kanjuruh menggunakan Jurus meringankan tubuh ia melompat dari 1 pohon ke pohon lainnya dengan kecepatan tinggi dalam sekejap mereka telah sampai di Puncak Gunung Berbatu di hadapannya terhampar Batuan yang menjulan tinggi  sekali lagi dengan Ilmu meringankan tubuhnya ia naik ketas seperti terbang tinggi batu tersebut menjulang sekitar 800 Meter di sana banyak terdapat sarang burung elang peliharaanya,  di p[uncak Batu tersebutlah terdapat gua kediaman Ki kanjuruh. Pantas saja selama ini tidak satupun orang berhasil menemui kediamannya kartena untuk mencapa tempat kediamannya di perlukan ilmu meringankan tubuh dan hanya orang-orang berilmu tinggilah yang mampu menjangkau daerah itu. Setelah tiba di atas kemudian ki Kanjuruh masuk ke gua ia rebahkan Randi di sebuah batu datar di sana tidak ada balai karena Ki kanjuruh Tidur dalam pose Semedi tidak rebahan seperti kebanyakan orang, setelah merebahkan Randi ia  kemudian meyalakan obor penerangan dan menyalakan perapian sekedaar untuk menghangatkan badannya, ia kembali menggendong Randi ia taruh di pangkuannya sembari mengayun-ngayunkan agar Randi Lebih terlelap tidurnya di tengah pencahayaan yang seadanya Ki kanjuruh terkejut bukan kepalang melihat sesuatu Di tubuh Randi.
“Ta…Ta….tanda ini?”pekik Ki kanjuruh tak percaya
Bersambung……..

Newer Post Older Post Home

0 comments:

Post a Comment

Share With

Twitter Google Plus Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Total Pengunjung Minggu Ini